Tentang Penulis


Andika Pratama atau lebih dikenal dengan nama penanya yaitu Dikablek adalah penulis lepas (self-claim) dan juga mahasiswa canggung di program studi Sastra Indonesia. Lahir dan besar di Samarinda, ia fasih menggunakan tiga bahasa yaitu Indonesia, Banjar, dan Inggris. Tulisan-tulisannya berfokus pada gambaran kehidupan yang dinamis dan juga makna berpindah secara harfiah maupun tersirat.

Sejak SMP sudah memiliki ketertarikan menulis dengan ditandai lahirnya blog Khayalan si Bodoh yang berisikan jurnal hariannya hingga SMA. Ketertarikannya terhadap sastra tumbuh setelah satu bulan penuh berbincang dengan berbagai macam orang di kedai kopi. Ia pula jatuh cinta dengan karya Haruki Murakami yang kemudian mengantarkannya kepada keterasingan yang asyik.

Di kala senggang ia selalu menyempatkan diri untuk hadir di berbagai forum diskusi sastra, filsafat, maupun kebudayaan di Samarinda, Kalimantan Timur sebagai pendengar yang tidak cukup baik. Selain itu ia juga aktif berperan sebagai penyelia komunitas Malam Puisi Samarinda dan sibuk membacakan karya-karya penyair andalannya, Sapardi Djoko Damono.

Salah satu puisinya yang paling dikenali adalah Dialog Di Depan Api Unggun yang ditulisnya dalam lima menit di pinggiran jalan raya. Puisi itu mengantarkannya pada tahap dikenalnya ia sebagai penulis yang (tidak) profesional.

Sekarang sedang aktif menulis utas ataupun cuitan kosong di Twitter, dan juga sesekali mencipta puisi maupun cerpen yang masih terus dikembangkan bentuknya. Naskah buku puisi pertamanya sedang ditulis dengan hikmat dalam kesunyian. Ia pula bisa dengan mudah dikenali di berbagai kedai kopi di Samarinda dengan penampilan urakan dan selalu duduk membaca buku.